Kepada Yth Komnas HAM dan DPR RI Kami Mendukung RKUHP tentang Larangan dan Pidana Pelaku LGBT, Perkosaan dan Perzinaan/Kumpul Kebo di Indonesia

Troia

/ #7990 Terlepas dari agama, ini alasan saya menolak LGBT dilegalkan

2016-02-06 05:18

Saya sudah membaca debat tentang LGBT beberapa kali. Dan semuanya pasti bawa-bawa agama. Iya, saya paham. Indonesia adalah negara yang dalam dasar negaranya disebutkan bahwa tiap rakyatnya memiliki Tuhan. Tapi, saya rasa percuma membawa agama jika kaum LGBT-nya adalah ateis (walau sebagian dari LGBT ada yg tetap mengaku beragama, dengan pemahaman tentang Tuhan yang tidak melarang LGBT yang... maksa, menurut saya).

Terlepas dari masalah agama yang melarang LGBT, saya merasa, secara psikologis, orang-orang yang LGBT itu sangat agresif dan emosional. Maksud saya, bukan hanya ketika menyinggung pembicaraan seputar LGBT, tapi juga ke kancah yang lain. Contoh, ada kampanye tentang anti-bullying. Salah satu dari aktivis LGBT akan langsung protes jika LGBT tidak boleh ikut serta karena dianggap 'tidak positif'. Aktivis LGBT ini protes, minta orang2 menganggapnya setara, sama seperti manusia lainnya, tapi justru tidak 'memanusiakan' orang lain yang berbeda pendapat dengannya. Mungkin tidak semuanya seperti ini, tapi yang saya lihat, kebanyakan ya seperti ini. Bayangkan jika Indonesia melegalkan LGBT, dampak secara psikologisnya, anak-anak pasti dari kecil sudah diajari bahwa orientasi seksual tidak hanya 'tertarik kepada lawan jenis' tapi bisa 'tertarik ke sejenisnya' atau tertarik ke sejenisnya dan lawan jenis, dsb.

Para aktivis LGBT menginginkan info ttg LGBT tersebar seluas-luasnya, sampai anak2 tahu apa itu LGBT. Tujuan mereka agar anak2, terutama remaja awal, yang merasa ada yg salah dengan orientasi seksualnya, bisa mengerti bahwa ada orientasi lain selain orientasi yang mereka ketahui selama ini, yakni LGBT+. Jika LGBT dilegalkan, 20 tahun yang akan datang, Indonesia akan kekurangan penduduk, makin sulit mencari manusia usia produktif (karena LGBT dilegalkan otomatis pernikahan sesama jenis dilegalkan, sementara kita semua tahu bahwa satu2nya cara membuat anak adalah lewat pertemuan sperma dan ovum), dan akan sulit juga membangun negara karena kekurangan pemuda (kekurangan pemuda karena pernikahan sesama jenis dilegalkan).

Saya menolak LGBT karena dampak buruk yang akan terjadi di kemudian harinya. Lagi pula, saya yakin LGBT hanya gangguan psikologis. Entah dari dilecehkan semasa kecil, atau melihat tontonan video porno lesbian/gay dsb. Pikiran para pendukung LGBT ini sangat twisted. Cobalah sekali-kali kalian bertanya "Jika orientasi LGBT bukan pilihan manusia, tapi memang itu dari sananya, lantas mengapa ada orang yang gay lalu bisa kembali heteroseksual lagi?" Jawaban mereka akan terasa twisted.